BREAKING NEWS

Saturday, April 11, 2015

Sistem Jabatan Gereja



Dan Ialah yang memberikan baik rasul-rasul maupun nabi-nabi, baik pemberita-pemberita Injil maupun gembala-gembala dan pengajar-pengajar, untuk memperlengkapi orang-orang kudus bagi pekerjaan pelayanan, bagi pembangunan tubuh Kristus. (Efesus 4:11-12)
Paulus secara jelas mengatakan adanya jabatan-jabatan dalam gereja yang bertujuan untuk memperlengkapi orang-orang kudus bagi pekerjaan Tuhan. Jabatan-jabatan tersebut adalah (1) rasul, (2) nabi, (3) penginjil, (4) gembala dan (5) guru. Ketiga jabatan yang pertama ini digolongkan oleh Calvin sebagai jabatan yang extraordinary (luar biasa) karena ketiga jabatan inilah yang mengokohkan berdirinya gereja di tengah-tengah dunia dan menuliskan wahyu khusus Allah kepada manusia. Dua jabatan yang pertama tidak lagi dilanjutkan karena jabatan tersebut hanya ada pada masa-masa tertentu saja. Hanya ada 3 jabatan yang masih berlaku sampai sekarang, yakni penginjil, gembala dan guru.
Pada masa kini jabatan dalam gereja sudah mengalami distorsi, tidak lagi seperti yang ada di dalam gereja mula-mula, yaitu pada masa para rasul masih hidup. Pada masa itu jabatan dalam gereja ada lima dimana kelima pejabat gereja itu melakukan fungsinya di dalam pelaksanaan ibadah jemaat. Kelima jabatan itu adalah:
(1) Gembala, yang bertugas sebagai pemimpin sidang jemaat gereja. (2) Guru, yang bertugas menerangkan firman Tuhan yang diperolehnya melalui penerangan Roh Kudus. (3) Pengajar, yang bertugas memberikan pengajaran firman Tuhan kepada jemaat. (4) Nabi, yang bertugas sebagai alat menyuarakan firman yang langsung datang dari Tuhan. (5) Rasul, yang bertugas memberitakan Injil kepada orang-orang yang belum tahu tentang khabar keselamatan dari Tuhan
Pada (Ef. 4:11-13) Dan Ia lah yang memberikan baik rasul-rasul maupun nabi-nabi, baik pemberita-pemberita Injil maupun gembala-gembala dan pengajar- pengajar, untuk memperlengkapi orang-orang kudus bagi pekerjaan pelayanan, bagi pembangunan tubuh Kristus, sampai kita semua telah mencapai kesatuan iman dan pengetahuan yang benar tentang Anak Allah, kedewasaan penuh, dan tingkat pertumbuhan yang sesuai dengan kepenuhan Kristus. Kemudian  (2 Tim. 1:11) Untuk Injil inilah aku telah ditetapkan sebagai pemberita, sebagai rasul dan sebagai guru.
Dalam gereja masa sekarang jabatan gereja yang ada hanya gembala-sidang atau pendeta, majelis dan pengerjar, yang tugas mereka adalah (1) Gembala-Sidang atau  Pendeta, bertugas sebagai pelayan firman atau berkhotbah.(2) Majelis-Gereja, bertugas mengatur organisasi gereja. (3) Pengerja-Gereja, bertugas membantu Pendeta di dalam menggembalakan jemaat.
Jabatan dalam gereja itu diberikan kepada anggota jemaat didasarkan pada karunia Roh Kudus yang ada padanya yang diberikan Tuhan Yesus kepada mereka. Jabatan Rasul diberikan kepada anggota jemaat yang paling sedikitnya sudah mendapatkan karunia berbahasa roh. Jabatan Nabi diberikan kepada anggota jemaat yang paling sedikitnya sudah mendapatkan karunia berbahasa roh dan karunia bernubuat. Jabatan Pengajar diberikan kepada anggota jemaat yang paling sedikitnya sudah mendapatkan karunia berbahasa roh dan karunia hikmat. Jabatan Guru diberikan kepada anggota jemaat yang paling sedikitnya sudah mendapatkan karunia berbahasa Roh, karunia bernubuat dan karunia berkata-kata dengan pengetahuan atau  makrifat. Jabatan Gembala diberikan kepada orang yang sudah mendapatkan karunia berbahasa roh, karunia bernubuat, karunia membedakan roh. Jabatan itu bersifat fleksibel, dimana seorang anggota jemaat yang mempunyai karunia-karunia Roh di atas dapat bertindak sebagai kelima jabatan itu, dalam arti pada saat yang sama ia bisa menjadi rasul, pengajar maupun sebagai guru seperti Rasul Paulus. Atau merangkap kelima jabatan itu sekaligus, bila tidak ada anggota jemaat yang mempunyai karunia Roh; tetapi bila ada baiknya jabatan itu diberikan kepada anggota jemaat yang mempunyai karunia Roh yang bersangkutan tersebut.
Adalah sangat sulit menemukan berbagai-bagai karunia didalam satu jemaat gereja pada masa sekarang, oleh karena alasan itulah maka jabatan gereja kemudian bergeser menjadi yang ada seperti yang tersebut di atas. Bagaimana sampai terdistorsi sedemikian rupa, hal itu tidak terlepas dari sejarah gereja Kristen yang menjadi mapan setelah dijadikan gereja negara atau gereja khatolik pada abad empat masehi. Sebab pada masa-masa setelahnya para imam atau uskup dipilih secara politis, bukan didasarkan dari karunia-karunia lagi, dan uskup mempunyai posisi yang sangat strategis bahkan sempat berkuasa melebihi raja pada waktu itu. Mulai abad dua puluh yang lalu terjadi gerakan kharismatik yang mulai membangunkan kembali karunia-karunia Roh di dalam jemaat gereja, tetapi kemudian pertumbuhannya melambat karena masuknya pengajaran yang tidak sesuai dengan Injil. Gereja kembali menjadi duniawi atau sekuler dan lebih konsentrasi pada pembangunan fisik, dari pada membangun rohani jemaat, dengan alasan membangun Kerajaan Allah di Bumi.
Alasan yang demikian sangat jelas bertentangan dengan ajaran Tuhan Yesus, karena Ia mengatakan bahwa KerajaanNya bukan dari pada dunia ini.[1]

Share this:

Post a Comment

Contact Form

Name

Email *

Message *

 
Back To Top
Distributed By Blogger Templates | Designed By OddThemes