Dan Ialah yang
memberikan baik rasul-rasul maupun nabi-nabi, baik pemberita-pemberita Injil
maupun gembala-gembala dan pengajar-pengajar, untuk memperlengkapi orang-orang
kudus bagi pekerjaan pelayanan, bagi pembangunan tubuh Kristus. (Efesus
4:11-12)
Paulus secara jelas mengatakan adanya jabatan-jabatan dalam
gereja yang bertujuan untuk memperlengkapi orang-orang kudus bagi pekerjaan
Tuhan. Jabatan-jabatan tersebut adalah (1) rasul, (2) nabi, (3) penginjil, (4)
gembala dan (5) guru. Ketiga jabatan yang pertama ini digolongkan oleh Calvin
sebagai jabatan yang extraordinary (luar biasa) karena ketiga jabatan inilah
yang mengokohkan berdirinya gereja di tengah-tengah dunia dan menuliskan wahyu
khusus Allah kepada manusia. Dua jabatan yang pertama tidak lagi dilanjutkan
karena jabatan tersebut hanya ada pada masa-masa tertentu saja. Hanya ada 3
jabatan yang masih berlaku sampai sekarang, yakni penginjil, gembala dan guru.
Pada masa kini jabatan dalam gereja sudah mengalami distorsi,
tidak lagi seperti yang ada di dalam gereja mula-mula, yaitu pada masa para
rasul masih hidup. Pada masa itu jabatan dalam gereja ada lima dimana kelima
pejabat gereja itu melakukan fungsinya di dalam pelaksanaan ibadah jemaat.
Kelima jabatan itu adalah:
(1) Gembala, yang bertugas sebagai
pemimpin sidang jemaat gereja. (2) Guru, yang bertugas menerangkan firman Tuhan
yang diperolehnya melalui penerangan Roh Kudus. (3) Pengajar, yang bertugas
memberikan pengajaran firman Tuhan kepada jemaat. (4) Nabi, yang bertugas
sebagai alat menyuarakan firman yang langsung datang dari Tuhan. (5) Rasul,
yang bertugas memberitakan Injil kepada orang-orang yang belum tahu tentang
khabar keselamatan dari Tuhan
Pada (Ef. 4:11-13) Dan
Ia lah yang memberikan baik rasul-rasul maupun nabi-nabi, baik
pemberita-pemberita Injil maupun gembala-gembala dan pengajar- pengajar, untuk
memperlengkapi orang-orang kudus bagi pekerjaan pelayanan, bagi pembangunan
tubuh Kristus, sampai kita semua telah mencapai kesatuan iman dan pengetahuan
yang benar tentang Anak Allah, kedewasaan penuh, dan tingkat pertumbuhan yang
sesuai dengan kepenuhan Kristus. Kemudian
(2 Tim. 1:11) Untuk Injil inilah
aku telah ditetapkan sebagai pemberita, sebagai rasul dan sebagai guru.
Dalam gereja masa sekarang jabatan gereja yang ada hanya
gembala-sidang atau pendeta, majelis dan pengerjar, yang tugas mereka adalah
(1) Gembala-Sidang atau Pendeta, bertugas
sebagai pelayan firman atau berkhotbah.(2) Majelis-Gereja, bertugas mengatur
organisasi gereja. (3) Pengerja-Gereja, bertugas membantu Pendeta di dalam
menggembalakan jemaat.
Jabatan dalam gereja itu diberikan kepada anggota jemaat
didasarkan pada karunia Roh Kudus yang ada padanya yang diberikan Tuhan Yesus
kepada mereka. Jabatan Rasul diberikan kepada anggota jemaat yang paling
sedikitnya sudah mendapatkan karunia berbahasa roh. Jabatan Nabi diberikan
kepada anggota jemaat yang paling sedikitnya sudah mendapatkan karunia
berbahasa roh dan karunia bernubuat. Jabatan Pengajar diberikan kepada anggota
jemaat yang paling sedikitnya sudah mendapatkan karunia berbahasa roh dan
karunia hikmat. Jabatan Guru diberikan kepada anggota jemaat yang paling
sedikitnya sudah mendapatkan karunia berbahasa Roh, karunia bernubuat dan
karunia berkata-kata dengan pengetahuan atau makrifat. Jabatan Gembala diberikan kepada
orang yang sudah mendapatkan karunia berbahasa roh, karunia bernubuat, karunia
membedakan roh. Jabatan itu bersifat fleksibel, dimana seorang anggota jemaat
yang mempunyai karunia-karunia Roh di atas dapat bertindak sebagai kelima
jabatan itu, dalam arti pada saat yang sama ia bisa menjadi rasul, pengajar
maupun sebagai guru seperti Rasul Paulus. Atau merangkap kelima jabatan itu
sekaligus, bila tidak ada anggota jemaat yang mempunyai karunia Roh; tetapi
bila ada baiknya jabatan itu diberikan kepada anggota jemaat yang mempunyai
karunia Roh yang bersangkutan tersebut.
Adalah sangat sulit menemukan berbagai-bagai karunia didalam
satu jemaat gereja pada masa sekarang, oleh karena alasan itulah maka jabatan
gereja kemudian bergeser menjadi yang ada seperti yang tersebut di atas.
Bagaimana sampai terdistorsi sedemikian rupa, hal itu tidak terlepas dari
sejarah gereja Kristen yang menjadi mapan setelah dijadikan gereja negara atau
gereja khatolik pada abad empat masehi. Sebab pada masa-masa setelahnya para
imam atau uskup dipilih secara politis, bukan didasarkan dari karunia-karunia
lagi, dan uskup mempunyai posisi yang sangat strategis bahkan sempat berkuasa
melebihi raja pada waktu itu. Mulai abad dua puluh yang lalu terjadi gerakan
kharismatik yang mulai membangunkan kembali karunia-karunia Roh di dalam jemaat
gereja, tetapi kemudian pertumbuhannya melambat karena masuknya pengajaran yang
tidak sesuai dengan Injil. Gereja kembali menjadi duniawi atau sekuler dan
lebih konsentrasi pada pembangunan fisik, dari pada membangun rohani jemaat,
dengan alasan membangun Kerajaan Allah di Bumi.
Alasan yang demikian sangat jelas
bertentangan dengan ajaran Tuhan Yesus, karena Ia mengatakan bahwa KerajaanNya
bukan dari pada dunia ini.[1]
Post a Comment