Ini adalah hal paling penting untuk melihat karakter yang
benar-benar baru dari gereja; bahwa hal tersebut bukan dari pertumbuhan dari
Perjanjian Lama, ekonomi Yahudi, maupun tata cara yang dirubah atau dikonversi dari ritual Yahudi. (Ibrani 8:1-9:28) fakta menunjukkan
bahwa harus ada Perjanjian Baru dan penghapusan Perjanjian Lama tidak dapat
ditegakkan sampai kematian pewaris (9:16). Ada dua baris argumen untuk
menunjukkan bahwa gereja memiliki hari kelahiran yaitu pada hari Pentakosta, dan tidak ada eksistensi
sebelumnya. Baris pertama dari argumen yang tepat yaitu, dengan prediksi
Kristus menunjukkan sifat masa depan gereja "Aku akan mendirikan
Gereja-Ku", dan seterusnya ; dan yang kedua adalah sifat, Ecclesiology, gereja sebagai lembaga
yang membutuhkan Roh Kudus untuk membaptis orang percaya kedalam Tubuh Kristus.[1]
Jadi gereja bukan merupakan warisan Perjanjian Lama namun gereja terlahir oleh
karena Roh Kudus dan Yesus sebagai Empunya gereja yang dimulai pada Perjanjian
Baru.
Originalitas gereja tidak terlepas dari hakikat gereja, sebab
hakikat gereja menimbulkan originalitas dari gereja. Hakikat dari gereja adalah
(1) Gereja adalah suatu persekutuan messianis. Gereja harus menampakkan pola
rencana Allah bagi segenap umat manusia, yakni kesejahteraan dan perdamaian.
Oleh sebab itu gereja perlu berjuang untuk melenyapkan tirani, pertentangan
antar kelas, ras, bangsa dan pemeluk agama. (2) Gereja adalah suatu persekutuan
yang bersaksi. Sebelum gereja melancarkan kritik terhadap ketidakadilan dan
ketidakbenaran yang merajalela dalam masyarakat, gereja itu sendiri harus lebih
dahulu mewujudkan keadilan dan kebenaran dalam segenap tingkah langkahnya.
Yesus bersabda: "Kamu adalah terang
dunia. Kota yang terletak di atas gunung tidak mungkin tersembunyi. Lagi pula
orang tidak menyalakan pelita lalu meletakkannya di bawah gantang, melainkan di
atas kaki dian sehingga menerangi semua orang di dalam rumah itu. Demikianlah
hendaknya terangmu bercahaya di depan orang, supaya mereka melihat perbuatanmu
yang baik dan memuliakan Bapamu yang di sorga," (Matius 5:14-16). Yesus
juga pernah bersabda: "Hai orang
munafik, keluarkanlah dahulu balok dari matamu, maka engkau akan melihat dengan
jelas untuk mengeluarkan selumbar itu dari mata saudaramu," (Matius
7:5) (3) Strategi yang diambil oleh gereja sebagai persekutuan Messianis
haruslah strategi yang diambil oleh Yesus, sang Kepala Gereja. Gereja bertindak
di dalam dunia untuk mengubah masyarakat. Untuk itu gereja janganlah menjadi "serupa dengan dunia ini, tetapi
berubahlah oleh pembaharuan budimu, sehingga kamu dapat membedakan manakah
kehendak Allah: apa yang baik, yang berkenan kepada Allah dan yang
sempurna," (Roma 12:2). Gereja perlu melihat dirinya sendiri sebagai
agen Allah untuk mengakhiri ketidakadilan dan membawa keadilan sosial kedalam
dunia. Tetapi gereja tidak boleh memakai kekerasan, fitnah, dusta, penipuan,
ketidaksopanan atau yang sejenis itu di dalam menegakkan keadilan. Ketika salah
seorang muridNya menghunus pedang, ketika Yesus ditangkap di taman Getsemani,
Yesus berkata: "Masukkan pedang itu
kembali ke dalam sarungnya..." (Matius 26:52). Pernah pula Yesus
mengajar: "...siapapun yang menampar
pipi kananmu, berilah juga kepadanya pipi kirimu," (Matius 5:39) (4)
Bentuk keprihatinan sosial dalam persekutuan messianis adalah pengabdian dalam
arti yang asli dan yang sebenarnya, yakni "menjadi hamba" seperti
halnya Yesus Kristus, "yang walaupun
dalam rupa Allah, tidak menganggap kesetaraan dengan Allah itu sebagai milik
yang harus dipertahankan, melainkan telah mengosongkan diriNya sendiri, dan
mengambil rupa seorang hamba," (Filipi 2:6-7).[2]
Post a Comment