BREAKING NEWS

Friday, April 10, 2015

Originalitas Gereja


Ini adalah hal paling penting untuk melihat karakter yang benar-benar baru dari gereja; bahwa hal tersebut bukan dari pertumbuhan dari Perjanjian Lama, ekonomi Yahudi, maupun tata cara yang dirubah atau dikonversi  dari ritual Yahudi. (Ibrani 8:1-9:28) fakta menunjukkan bahwa harus ada Perjanjian Baru dan penghapusan Perjanjian Lama tidak dapat ditegakkan sampai kematian pewaris (9:16). Ada dua baris argumen untuk menunjukkan bahwa gereja memiliki hari kelahiran yaitu  pada hari Pentakosta, dan tidak ada eksistensi sebelumnya. Baris pertama dari argumen yang tepat yaitu, dengan prediksi Kristus menunjukkan sifat masa depan gereja "Aku akan mendirikan Gereja-Ku", dan seterusnya ; dan yang kedua adalah sifat, Ecclesiology, gereja sebagai lembaga yang membutuhkan Roh Kudus untuk membaptis orang percaya kedalam Tubuh Kristus.[1] Jadi gereja bukan merupakan warisan Perjanjian Lama namun gereja terlahir oleh karena Roh Kudus dan Yesus sebagai Empunya gereja yang dimulai pada Perjanjian Baru.

Originalitas gereja tidak terlepas dari hakikat gereja, sebab hakikat gereja menimbulkan originalitas dari gereja. Hakikat dari gereja adalah (1) Gereja adalah suatu persekutuan messianis. Gereja harus menampakkan pola rencana Allah bagi segenap umat manusia, yakni kesejahteraan dan perdamaian. Oleh sebab itu gereja perlu berjuang untuk melenyapkan tirani, pertentangan antar kelas, ras, bangsa dan pemeluk agama. (2) Gereja adalah suatu persekutuan yang bersaksi. Sebelum gereja melancarkan kritik terhadap ketidakadilan dan ketidakbenaran yang merajalela dalam masyarakat, gereja itu sendiri harus lebih dahulu mewujudkan keadilan dan kebenaran dalam segenap tingkah langkahnya. Yesus bersabda: "Kamu adalah terang dunia. Kota yang terletak di atas gunung tidak mungkin tersembunyi. Lagi pula orang tidak menyalakan pelita lalu meletakkannya di bawah gantang, melainkan di atas kaki dian sehingga menerangi semua orang di dalam rumah itu. Demikianlah hendaknya terangmu bercahaya di depan orang, supaya mereka melihat perbuatanmu yang baik dan memuliakan Bapamu yang di sorga," (Matius 5:14-16). Yesus juga pernah bersabda: "Hai orang munafik, keluarkanlah dahulu balok dari matamu, maka engkau akan melihat dengan jelas untuk mengeluarkan selumbar itu dari mata saudaramu," (Matius 7:5) (3) Strategi yang diambil oleh gereja sebagai persekutuan Messianis haruslah strategi yang diambil oleh Yesus, sang Kepala Gereja. Gereja bertindak di dalam dunia untuk mengubah masyarakat. Untuk itu gereja janganlah menjadi "serupa dengan dunia ini, tetapi berubahlah oleh pembaharuan budimu, sehingga kamu dapat membedakan manakah kehendak Allah: apa yang baik, yang berkenan kepada Allah dan yang sempurna," (Roma 12:2). Gereja perlu melihat dirinya sendiri sebagai agen Allah untuk mengakhiri ketidakadilan dan membawa keadilan sosial kedalam dunia. Tetapi gereja tidak boleh memakai kekerasan, fitnah, dusta, penipuan, ketidaksopanan atau yang sejenis itu di dalam menegakkan keadilan. Ketika salah seorang muridNya menghunus pedang, ketika Yesus ditangkap di taman Getsemani, Yesus berkata: "Masukkan pedang itu kembali ke dalam sarungnya..." (Matius 26:52). Pernah pula Yesus mengajar: "...siapapun yang menampar pipi kananmu, berilah juga kepadanya pipi kirimu," (Matius 5:39) (4) Bentuk keprihatinan sosial dalam persekutuan messianis adalah pengabdian dalam arti yang asli dan yang sebenarnya, yakni "menjadi hamba" seperti halnya Yesus Kristus, "yang walaupun dalam rupa Allah, tidak menganggap kesetaraan dengan Allah itu sebagai milik yang harus dipertahankan, melainkan telah mengosongkan diriNya sendiri, dan mengambil rupa seorang hamba," (Filipi 2:6-7).[2]



[1] Paper DR. Bragg. E. C, Systematic Theology Ecclesiology

Share this:

Post a Comment

Contact Form

Name

Email *

Message *

 
Back To Top
Distributed By Blogger Templates | Designed By OddThemes