Kasih
menurut KBBI adalah perasaan sayang (cinta, suka kepada),[1]
sedangkan definisi kasih menurut Oxforddictionaries
adalah A strong feeling of affection
(perasaan sayang yang kuat).[2]
Menurut jenisnya dalam bahasa Yunani, kasih dibagi menjadi enam jenis, yaitu kata
benda Storgê dengan kata kerjanya Stergein berarti kasih mesra dari orang
tua kepada anaknya dan sebaliknya. Kasih Eros
artinya kasih asmara antara pria dan wanita. Selanjutnya adalah φιλεω - Phileô dengan kata kerjanya Philein berarti kasih sayang yang sejati
antar sahabat dekat. Biasanya kasih ini tidak mempunyai hubungan darah. Kasih
ini lebih kepada persahabatan. Kasih Agapaô
dengan kata kerjanya Agapan, yang
juga sering disebut atau diterjemahkan Agape,
artinya kasih yang tanpa persyaratan, tanpa perhitungan dan tanpa peduli seperti
apapun seorang yang dikasihinya. Ludus,
atau cinta main-main. Ini adalah ide Yunani 'cinta main-main, yang disebut
kasih sayang antara anak-anak atau kekasih muda. Kita semua punya rasa dalam
menggoda dan menggoda pada tahap awal hubungan. Cinta yang lain Yunani adalah
cinta dewasa yang dikenal sebagai pragma.
Ini adalah pemahaman yang mendalam yang berkembang di antara pasangan yang
sudah lama menikah. Pragma adalah
tentang membuat kompromi untuk membantu pekerjaan hubungan dari waktu ke waktu,
dan menunjukkan kesabaran dan toleransi. Terakhir adalah cinta philautia atau cinta diri. Orang-orang
Yunani pintar menyadari ada dua jenis. Salah satunya adalah terkait dengan
narsisme, dimana orang menjadi terobsesi diri dan berfokus pada ketenaran
pribadi dan kekayaan. Idenya adalah bahwa jika anda menyukai diri anda dan
merasa aman dalam diri sendiri, Anda akan memiliki banyak cinta untuk
memberikan orang lain atau, seperti Aristoteles mengatakan, "Semua perasaan
yang ramah bagi orang lain merupakan perpanjangan dari perasaan seorang pria
untuk dirinya sendiri". Kasih yang dimaksud dalam konteks mendidik adalah kombinasi
dari kasih Phileô dan Storgê,
bahkan terlebih condong kepada kasih Agape,
yaitu kasih tanpa syarat dan proaktif dalam mencurahkan kasih kepada anak didik,
walaupun hal tersebut pada kenyataannya memang sulit dan butuh banyak waktu
untuk belajar dalam implementasinya.
Mendidik
itu berarti mencurahkan ilmu dan kasih secara sepenuhnya, siapapun dia dan
bagaimanapun dia, namun anda harus ingat bahwa kasih adalah landasan utama anda
dalam mendidik. Didalam dunia pendidikan tidak membutuhkan syarat apapun,
semuanya berhak untuk menerima pendidikan, didalam kasih tidak terdapat
perbedaan dalam memberikan ilmu. Didalam mendidik tidak boleh terdapat satupun
anak didik yang termarginalkan oleh karena berbeda atau oleh karena kekurangan yang
mereka miliki. Sebagaimana mendidik disebut pekerjaan yang mulia, demikianlah
pekerjaan mulia tersebut tidak bisa disebut pekerjaan yang mulia apabila tidak berlandaskan
kepada kasih, yaitu kasih yang tulus. Mendidik bukan hanya sekedar kewajiban, profesi
dan karir saja namun lebih dari pada itu, mendidik adalah juga merupakan “Panggilan
Ilahi” sehingga pengajar mempunyai dorongan kuat dan kerelaan diri dalam
menggali ilmu dan berbagi ilmu dalam memberikan didikan. Jika mendidik disebut
sebagai “panggilan Ilahi” maka dasar penting dari pada panggilan Ilahi tersebut
adalah kasih. Wujud dari kasih ialah mendidik dan mendidik harus dilandasi
dengan kasih.
Kegagalan
seorang pengajar ialah taatkala pengajar tersebut kehilangan kasihnya dalam
mengajar anak didik. Pengajar yang bertipe demikian tidak terdapat hasrat atau
dorongan yang kuat dalam mendidik, sehingga meski menggunakan metode belajar
apapun yang diterapkan, tanpa didasari kasih maka semuanya tidaklah dapat
mencapai hasil yang maksimal. Sebaliknya jika pengajar memiliki kasih yang
besar untuk mendidik, maka pengajar memiliki kemauan kuat untuk berusaha supaya
membuat peserta didik memahami materi yang diajarkan. Apabila seorang pengajar
memiliki kasih yang besar dalam mengajar dan pengajar tersebut menggunakan
metode-metode dalam belajar dalam pengajarannya, maka tidak hanya membuat
suasana belajar semakin menyenangkan, namun juga materi yang diberikan akan
lebih mudah dipahami dan dikuasai oleh peserta didik.
Jangan
pernah lupa bahwa anak didik juga mempunyai tengki kasih, apabila pengajar
dengan memberikan ajaran didasari dengan kasih, maka pada saat yang sama pengajar
juga berupaya untuk mengisi tengki tersebut. Dalam bentuk dan metode pengajaran
apapun, serta bagaimanapun anda sebagai pengajar memberi didikan, maka anak
didik tetap merasa dikasihi, tidak merasa dikucilkan, tidak merasa terabaikan,
tidak merasa menjadi sasaran tembak, tidak merasa menjadi luapan murka
pengajar, tidak menyimpan rasa dendam dan benci terhadap pengajar dan tetap
merasa nyaman saat belajar berlangsung.
Saya
pernah memperhatikan seorang murid Sekolah Dasar di Surabaya yang begitu marahnya,
sehingga berakibat semua kelas hampir mendengar suaranya, karakter murid tersebut
apabila ia marah, pasti kemarahannya meluap-luap, berteriak sambil menangis,
bahkan meskipun kesalahan tersebut disebabkan oleh karena perbuatannya sendiri.
Namun terdapat guru, yang juga adalah teman saya, menghampiri dan berbicara
dengan murid tersebut. Meski anak didik ini berbicara dengan nada yang keras, berteriak-teriak
sambil menangis, namun teman saya ini tetap tenang dan terus berbicara, hingga pada
akhirnya teman saya memeluk anak ini, serta tetap memberi nasihat. Beberapa
menit kemudian dalam waktu sekejap saja, anak yang tadinya menangis dan
berteriak hingga hampir seluruh kelas mendengar tersebut, menjadi tenang dan terdiam. Kasih adalah dasar mutlak yang harus
dimiliki oleh setiap pengajar, mencurahkan kasih bagaikan mencurahkan air diatas bara api.
Catatan
untuk orangtua (bisa juga untuk guru), ada baiknya membaca buku “Lima Bahasa Kasih”
dari Gary Champman, Ph.D & Ross Campbell, M.D., tujuannya supaya orangtua dapat
memberi ajaran yang berkualitas kepada anak dalam lingkup kasih. Pada dasarnya
dalam buku tersebut dijelaskan terdapat lima cara dalam mengutarakan serta
memahami cinta emosional anak (sebenarnya semua orang), yaitu: Sentuhan Fisik,
Kata-kata penegasan, Waktu berkualitas, Hadiah dan yang terakhir adalah Layanan.[3]
Post a Comment