BREAKING NEWS

Friday, April 17, 2015

Budaya Ibadah Gereja Part II



                                                        
Budaya Ibadah Gereja Perdana dalam Musik dan Nyanyian
Gereja Perdana sudah mengenal musik, terutama nyanyian dan musik
instrumental. Musik liturgi Gereja Perdana berakar pada tradisi musik ibadat Yahudi
yang kemungkinan besar tidak diiringi alat musik. Dalam Perjanjian Baru,
mengenal praktek musik-nyanyian, seperti ketika Yesus dan para murid menyanyikan kidung Hallel sesudah merayakan perjamuan Paskah (Mat 26:30; Mrk 14:26). Adanya praktek musik-nyanyian Gereja Perdana dapat tercermin jelas dalam surat Efesus dan Kolose yang menganjurkan umat agar menyanyikan kidung puji-pujian dan nyanyian rohani dalam pertemuan jemaat “bagi Tuhan dengan segenap hati” (Ef 5:19; Kol 3:16).  Ada banyak tulisan Perjanjian Baru pula yang memuat madah dan kidung yang besar kemungkinannya berasal dari tradisi liturgis, seperti (Luk 1:46-55; 1:68-79; 1:29-32; Yoh 1:1-18; Flp 2:6-11; Ef 1:4-14; 5:14; Kol 1:15-20). Pada waktu itu, musik terutama berbentuk nyanyian baik yang secara spontan dibawakan oleh umat maupun yang sudah kurang lebih ‘jadi’ atau dihafal. Nyanyian-nyanyian yang sudah ada dan populer dipakai jemaat ialah buku Mazmur yang menjadi semacam buku nyanyian gerejawi waktu itu dan berbagai madah (kata-kata pujian). Gereja Perdana mengenal dengan baik nyanyian sebagai unsur kehidupan liturginya.[1]

Pengertian Budaya Ibadah Secara Umum
Dari kesejarahan mengenai budaya Gereja Perdana dan petunjuk Kitab Suci berdasarkan  pada paragraf sebelumnya yang telah dipaparkan, maka dapat disimpulkan mengenai pengertian budaya ibadah.  Pengertian budaya ibadah secara umum yaitu meliputi suasana ibadah, baju atau jubah yang dikenakan oleh Hamba Tuhan, perabot ibadah, tatanan dalam beribadah, perlengkapan ibadah yang sarat akan simbol-simbol, liturgi serta lagu puji-pujian. Meskipun budaya gereja pada awalnya terpengaruh oleh sinagog (tidak diiringi alat musik dan tidak ditandai “pujian gembira”), namun pada perkembangan selanjutnya gereja benar-benar berbeda, gereja benar-benar mempunyai identitas sendiri dan mempunyai budayanya sendiri.[2] Beberapa penulis telah mencoba untuk menemukan kontinuitas dengan upacara Yahudi di hampir setiap elemen dari pertemuan Kristen mula-mula. Lainnya memiliki
Meminimalkan hubungan antara Gereja dan Sinagoga, atas dasar sering tampaknya keyakinan dogmatis yang bagi iman orang Kristen untuk menjadi agama sendiri, baik mengubah secara radikal atau harus menolak tradisi keagamaan dari asal atau mula.[3]
Pengertian Budaya Ibadah Secara Khusus
Seperti pada awal keperbedaan anatara budaya ibadah Yudaisme dan orang-orang percaya, maka orang-orang percaya memiliki pemahaman yang berbeda dari jalan keselamatan dan bersukacita bahwa janji-janji telah terpenuhi dan Mesias telah datang, dan sukacita: ibadah mereka ditandai dengan "pujian gembira". Jadi pengertian budaya ibadah secara khusus yaitu budaya ibadah yang merupakan bagian dari budaya ibadah umum,[4] namun lebih spesifik penulis membahas kepada unsur dalam ibadah yaitu suasana ibadah, lagu pujian dan  musik sebagai pendukung ibadah, mengacu kepada  budaya ibadah secara khususlah penulis memaparkan penelitiannya.
Musik juga mendukung ibadah, Kitab Mazmur adalah kitab nyanyian bani Israel, di dalamnya ditemukan beberapa alat musik yang dapat dipakai untuk beribadah. Dengan melihat jumlah alat musik yang disebut,  alat musik yang terdapat pada masa itu dipakai semuanya tanpa kecuali, sehingga hal ini membuktikan bahwa musik dalam Perjanjian Lama bukan hanya musik yang tenang dan khidmat saja, tetapi kadang juga ramai seperti yang dikatakan oleh (Mazmur 100:1) “Bersorak-soraklah bagi Tuhan, hai seluruh bumi.” Sebaliknya dalam Perjanjian Baru, menemukan musik vokal lebih daripada musik instrumental. Tetapi penggunaan musik vokal disini tidak bermaksud untuk menghilangkan penggunaan alat musik. Melainkan untuk menunjukkan bahwa musik mempunyai tempat yang penting sebagai sarana untuk mengungkapkan pujian kepada Allah. Perjanjian Baru menganjurkan agar umat Kristen menyanyikan Mazmur, nyanyian rohani dan puji-pujian bagi Tuhan seperti yang terdapat dalam (Efesus 5:18-21, Kolose 3 : 16, I Korintus 14:15, dan Yakobus 5 : 13).
Musik dan ibadah tidak dapat dipisahkan, sehingga untuk mencapai hasil yang prima dalam ibadah maka harus menggabungkan keduanya. Oleh karena itu peranan musik adalah : “Untuk menciptakan kesadaran akan kehadiran Allah dan suasana untuk ibadah, menghidupkan jiwa manusia, menyatukan jemaat dalam suatu pengalaman ibadah bersama dan menyatakan iman jemaat.” Dengan kata lain, musik dapat menjembatani hubungan antara iman seseorang dengan perasaan dan sikap hidupnya.[5]

Perkembangan Budaya Ibadah
Dalam perkembanganya budaya ibadah gereja terbagi menjadi dua, yaitu liturgi atau musik kontemporer dan himne atau musik tradisional, hal tersebut menjadi pengaruh bagi suasana ibadah. Kutipan dari paper Londgren Jeff  menyatakan bahwa “tampaknya menjadi daya tarik yang paling khas dari penyembahan kontemporer. Gaya musik liturgi dan himne ibadah klasik dengan iringan organ tidak menarik banyak budaya saat ini, terutama untuk mereka yang tidak dibesarkan dengan layanan tradisional.”[6]  Terdapat dua penjelasan mengenai budaya musik yang akan dijelaskan pada paragraf selanjutnya, yaitu himne dan kontemporer.






[2]  Pengertian budaya ibadah secara umum disimpulkan berdasarkan konteks kesejarahan, seperti pemaparan dari  Ralph P. Martin dan Philip Schaff

[3] Paul Bradshaw, The Search for the Origins of Christian Worship, 49

[4] Kesimpulan budaya ibadah khusus merupakan bagian dari kesimpulan umum didasarkan pemaparan dari  Ralph P. Martin dan Philip Schaff,  dari definisi  budaya ibadah  secara khusus  tersebut, penulis lebih spesifik membahas  bagian megenai suasana ibadah , musik dan lagu pujian sebagai suasana pendukung  ibadah
[5] Paper Nasrani Gunawan Ester, MA, MM, “Suatu Tinjauan Teologis Dan Historis”, hal 2
[6] Paper Londgren Jeff, Contemporary Worship (at the Great Lakes Pastoral Conference held at Holy Cross Ev. Lutheran Church, Madison, Wisconsin, April 24, 2007) p.2 

Share this:

Post a Comment

Contact Form

Name

Email *

Message *

 
Back To Top
Distributed By Blogger Templates | Designed By OddThemes